JAKARTA, JAPOS.CO – Ketua Umum Pasukan Tetap Jokowi (Pak Tejo ), Tigor Doris Sitorus meyoroti Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo terkait Kalung Corona.
Menurutnya, kiprah sepi dari sorotan media massa apalagi masyarakat, namun tiba-tiba Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL mengeluarkan pernyataan yang bikin geger.
SYL bicara soal kalung bernama ‘Anti Virus Corona Eucalyptus’, dibuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian.
SYL mengatakan, kalung ini dapat mematikan Corona dengan kontak. Kontak 15 menit bisa membunuh 42 persen Corona, dan semakin lama maka lebih banyak yang tereliminasi.
Kalau setengah jam, dia bisa 80 persen,” klaim Syahrul di Kementerian PUPR, Jumat (3/7) lalu.
‘Anti virus’ ini sebelumnya diklaim telah memperoleh hak paten. Antara lain Formula Aromatik Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus, Ramuan Inhaler Antivirus Berbasis Eucalyptus dan Proses Pembuatannya, serta Ramuan Serbuk Nanoenkapsulat Antivirus Berbasis Eucalyptus.
SYL lantas mengatakan kalung ‘anti virus’ ini siap diproduksi massal Agustus mendatang. Kami yakin bulan depan sudah dicetak, diperbanyak.”
Selain kalung, produk ‘anti virus’ ini juga bakal hadir dengan dengan model oles ke bagian luar tubuh.
Seabrek klaim yang dilontarkan oleh Menteri SYL langsung mengundang polemik di tengah-tengah publik.
Salah satunya disuarakan oleh Ketua Umum Pasukan Tetap Jokowi (Pak Tejo) Tigor Doris Sitorus.
“Jangan percaya omongan Menteri Pertanian. Dia kan bukan ahli kesehatan, apalagi dokter,” kata Tigor saat dihubungi wartawan, Selasa (7/7).
Tigor lantas menantang SYL untuk membagi-bagikan kalung bernama ‘Anti Virus Corona Eucalyptus’ kepada 1.657 pasien yang sedang menjalani perawatandi Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Kalau terbukti ampuh mengobati Corona, silahkan bagikan ke Wisma Atlet,” ungkap Tigor.
Menurut Tigor, jika memang ingin berkontribusi dalam hal penanganan virus Corona, ada banyak tugas lain yang semestinya bisa dikerjakan Kementan. Seperti memberikan keringanan bagi petani yang terdampak berupa kompensasi pupuk hingga pemberian bibit yang berkualitas.
Tigor menilai pekerjaan-pekerjaan tersebut jauh lebih sesuai dengan tupoksi Kementan dan tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Sebab, untuk urusan kesehatan sudah difokuskan kepada Kementerian Kesehatan.
“Harusnya Kementan misalnya menurunkan harga pupuk, kemudahan memperoleh pinjaman, benih berkualitas. Sifatnya yang seperti itu jadi menjamin ketersediaan pertanian, termasuk perkebunan juga, terkait buah-buahan, banyaknya buah-buahan yang impor,” pungkas Tigor. (RED)