Simalungun, Harianjayapos.Com
Sedikit demi sedikit tindakan yang positif demi majunya desa, bersumber dari Sumber Daya Manusia (SDM) warga setempat, sangat bermanfaat bagi perkembangan suatu desa atau kampung.
Namun, bila suatu desa hanya berpedoman dan berharap kepada pimpinan desanya, otomatis perkembangan desa tersebut akan berjalan lamban. Konon bila seorang pimpinan acuh akan arti kemajuan desanya sudah barang tentu jalan di tempat.
Dio Saragi, jebolan salah satu universitas Kota Pemantang Siantar, merupakan warga Kampung Lantosan Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, berharap bagi kaula muda yang seusia dengan dirinya yang lazim saat ini disebut kaum milenial, agar bersama-sama membangun desa. “Mari bersama membangun desa masing-masing,” ajaknya.
Disebutkan, membangun desa bukan sebatas membangun fisiknya namun yang lebih penting membangun jiwa agar lebih memaknai pentingnya kemajuan suatu kampung. “Jauhi narkoba, hindari hal-hal yang bersentuhan dengan hukum, itu sudah sangat membantu perkembangan desa,” terangnya.
Kampung Lantosan merupakan kampung yang diapit oleh perusahaan berpelat merah. Sayangnya kampung tersebut masih belum memiliki akses jalan yang memadai, jalan yang selama ini digunakan masyarakat setempat masih menumpang di lahan HGU PTPN. “Kami hanya dapat pasrah, sebab sewaktu-waktu jalan dapat berubah,” sebut Latif Suroto, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Lantosan.
Dirinya pun berharap kepada anak-anak muda di kampungnya agar memiliki pola pikir lebih baik lagi.
Terpisah, Kepala Desa Zubir Sidiq saat ditemui, (2/11/2020), sangat mengapresiasi karya anak-anak muda desa yang mau melibatkan diri demi kemajuan kampungnya. “Saya berharap kepada seluruh generasi muda, berkaryalah serta bentuk jati diri yang religius. Banggalah dengan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative,” tandasnya.(BW)