Hukum & KriminalNusantara

Tim Pakuan di Proyek Disdik Jabar, Kejati Diminta Selidiki

236
×

Tim Pakuan di Proyek Disdik Jabar, Kejati Diminta Selidiki

Sebarkan artikel ini
Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Tim Pakuan’ disebut-sebut ikut berebut ‘kue proyek’, khususnya di Dinas Pendidikan Jawa Barat. Modus operandi yang digunakan yaitu berkoordinasi dengan pejabat-pejabat dinas strategis untuk mendapat anggaran terbesar itu.

BANDUNG, JAYA POS – Dianggap lumrah bila di setiap anggaran besar, pemerintah banyak kepentingan sehingga berebut untuk mendapatkannya. Berbagai cara dilakukan anasir-anasir termasuk dengan mengatasnamakan penguasa yang diusung.

Hal inilah yang kini banyak dibicarakan banyak pihak tentang fenomena ‘Tim Pakuan’ yang disebut-sebut ikut berebut ‘kue proyek’, khususnya di Dinas Pendidikan Jawa Barat. Modus operandi yang digunakan yaitu berkoordinasi dengan pejabat-pejabat dinas strategis untuk mendapat anggaran terbesar itu.

Sumber Jaya Pos menyebutkan, semua kendali diduga ada di tangan Sekretaris Disdik Jabar, Yesa Sarwedi. Yesa diinformasikan menggunakan beberapa ‘tangan kanannya’, diantaranya Dede Rudi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari Anggaran Pedapatan Belanja Negara (APBN).

Untuk menentukan Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL), biasanya menurunkan stafnya ke sekolah-sekolah agar semuanya kondusif. “Semuanya itu dilakukan dengan sistematis. Sekdis lah yang memegang kendali, termasuk berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) melalui orang-orangnya. Bahkan untuk bermain dalam penerimaan siswa baru. Kalau dulu era Orde Baru koordinasi atau lobi dilakukan di lapangan golf didampingi cady-cady cantik, sekarang zaman berubah dengan cara touring menggunakan moge (motor gede),” papar sumber Jaya Pos, melalui ponsel, (2/6).

Lebih dalam diungkap sumber tersebut, mungkin saja penempatan Dedi Sopandi sebagai Kadisdik tidak terlepas dari konstelasi kepentingan. “Indikatornya bisa kita analisa kok. Jadi sangat mungkin ada kelompok yang mengatasnamakan Tim Pakuan itu, tidak akan membiarkan kue proyek yang begitu besar terhidang di depan mata tapi tidak mencicipinya,” ungkap sumber tersebut.

Sumber lain di Disdik Jabar mengungkapkan bahwa Yesa Sarwedi juga menggunakan mantan pejabat Disdik yang sudah pensiun. Mulyana, yang mantan Kasubag Umum dan Kepegawaian itu berkoordinasi dengan APH. Pensiunan yang hobi mengendarai Harley Davidson itu diinformasikan turut bermain pada pengadaan alat laboratorium SMA menggunakan bendera perusahaan PT PUD.

Mulyana saat dikonfirmasi Jaya Pos di masjid Disdik Jabar, (20/5) berkilah bahwa seringnya dia muncul di Disdik Jabar karena masih sebagai pengurus Koperasi Pegawai Disdik Jabar.

Diberitakan sebelumlnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Yesa Sarwedi ketika ditemui di ruang kerjanya, (20/5) memberi klarifikasi soal informasi miring tersebut. Dikatakannya, memang ada yang mengaku ‘orang gubernur’ yang datang kepadanya, tapi selalu ditanyakan dulu ke Kadis, dan Kadis menyebut, bukan tidak dilayani.

“Banyak yang mengaku orangnya gubernur. Tapi saya selalu tanyakan pak Kadis. Pak Kadis katakan bukan ditolak dan tidak melayaninya,” kata Yesa.

Yesa juga membantah adik iparnya mengerjakan proyek-proyek bersumber dari Dana Bantuan Gubernur Jabar. “Hari itu memang adik ipar saya. Saya melarangnya untuk mengerjakan pekerjaan Disdik. Memang benar dulu dia sudah mendapatkan SK kepegawaian sebagai ASN tapi dia menolak,” kilahnya.

Mengenai adanya pengusaha bidang komputer yang menemui Pejabat Pembuat Komitmen, Dede Rudi sebelum hari raya Idul Fitri di Disdik Jabar, Yesa tak menepisnya. Menurut Yesa wajar bila Dede Rudi banyak dicari-cari pengusaha. “Wajar, Dede Rudi dicari-cari pengusaha. Pengadaan DAK itu menggunakan E-Katalog,” sambung Yesa.

Sementara dari hasil pantauan Jaya Pos saat itu, pengusaha komputer berinisial ED diinformasikan mau menemui Dede Rudi yang saat dia turun dari kendaraan mau ke ruangannya di lantai 2. Dede Rudi masih belum turun dari kendaraannya (masih di tempat parkir yang sama di kantor Disdik Jabar), pengusaha tersebut telah menungguinya.

Diduga kedatangan pengusaha tersebut untuk mengkoordinasikan paket pengadaan komputer/ laptop – Perangkat Wireless Router – Perangkat Proyektor – Perangkat Konektor Type C ke HDMI dan VGA, salah satu paket proyek pengadaan DAK APBN Tahun Anggaran 2022 untuk TIK dan Media Pendidikan, yang nilainya mencapai Rp 32 miliar.

Namun Yesa tidak memberi penjelasan terkait kegiatan pengembangan dan penguatan Sekolah Berbasis Digital Smart School senilai Rp 50 miliar, dan pengadaan jenjang SMA senilai Rp 71 miliar. Padahal kegiatan ini justru saat dia masih menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) SMA Disdik Jabar.

Kadisdik Jabar Dedi Sopandi pun juga tidak mengklarifikasi surat konfirmasi Jaya Pos tentang adanya 2 paket pekerjaan yang dikerjakan oleh pengusaha berinisial AR, secara ijon.

Sumber mengatakan, bila informasi ‘Tim Pakuan’ dimaksud adalah Tim Gubernur Ridwan Kamil, dan jika gubernur tidak mengetahuinya, tentu sangat berpotensi merusak nama baik gubernur itu sendiri. “Itu sangat berpotensi merusak nama baik gubernur sekaligus mengganggu kondusifitas jabatannya. Kalau itu yang terjadi tentu saja kita bisa mencurigai orang-orang partai politik lah yang selalu membuat keruh. Tapi bila dianalisa gubernur menempatkan pejabat sesuai seleranya, misalnya setidaknya ada 6 orang pejabat eselon 2 di Pemprov Jabar adalah orang luar lingkungan Pemprov Jabar, termasuk Kadisdik Jabar Dedi Sopandi yang tadinya pernah jadi anak buahnya saat menjabat Walikota Bandung. Paling jauh, pejabat yang dari Banjarmasin sekarang juga di Gedung Sate,” ungkapnya.

Informasi yang beredar juga menyubutkan Kadisdik Jabar Dedi Sopandi yang mantan Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung tersebut, kini mulai mencontoh Ridwan Kamil dengan menarik 2 pejabat lulusan STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri). Kedua pejabat tersebut mengisi posisi eselon 3 di Disdik Jabar.

Seperti diketahui, Provinsi Jabar mendapat DAK bidang Pendidikan dari APBN tahun 2022 sebesar Rp 442 Miliar. Untuk SMA sebesar Rp 222 miliar dan SMK sebesar Rp 220 miliar.

Pengadaan barang dengan angka yang fantastis melalui E-Katalog diduga akan menjadi bancakan banyak kepentingan di dinas beranggaran gemuk tersebut.

Sementara soal adanya temuan di lapangan, jaksa dari Kejati Jabar menyambangi Dinas Pendidikan Jabar pada tanggal 18 Mei lalu, diduga bertujuan koordinasi, sedang dalam penelusuran. Staf dari Bina Program/ Bidang SMA Disdik Jabar, Riki yang dalam surat tamu ditulis sebagai orang yang akan ditemui jaksa Kejati Jabar, kepada Jaya Pos, (27/5) melalui ponsel beralibi sedang ke Cianjur.

“Tanggal 18 saya ke Cianjur mengikuti rekon. Saya gak kenal dengan pak Firman,” kilah Riki. Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jabar Sutan Harahap SH ketika hendak dikonfirmasi, (3/6) sedang rapat Persatuan Jaksa Indonesia. “Pak Sutan sedang rapat PJI di lantai 8,” ucap staf front office. Untuk masalah ini, banyak pihak berharap, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat segera turun untuk melakukan penyelidikan.(@lf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *