TANGERANG SELATAN, JAYA POS – Maraknya pengiriman undangan dan paket bentuk pdf pada WhatsApp agar didownload, membuat handphone (HP) kita error tidak dapat diakses kembali. Tanda tanda seperti itu menunjukkan bahwa handphone kita telah diretas dan berakibat tabungan kita habis dikuras bukti lemahnya Bank melindungi nasabah dari ancaman tersebut.
Maludin Sitanggang, warga Bermis Cisauk Tangerang Selatan harus kehilangan tabungannya di Bank BRI KCP Puspitek Raya Tangerang Selatan sebesar Rp136.650.000. tanpa menyisahkan seperakpun. Sebagai PNS di BRIN Kawasan Rumpin Bogor ini harus kecewa mengingat berpuluhan tahun menabung untuk persiapan pensiun dikemudian hari, harus lenyap seketika dikarenakan handphonenya diretas.
“ Puluhan tahun saya tabung sisa dari gaji selama bekerja, lenyap seketika dikarenakan handphone saya diretas. Namun ketika diklarifikasi dengan petugas Bank BRI KCP Puspitek Raya terkait hilangnya dana dari tabungannya, pihak BRI lepas tangan dan tidak bertanggung jawab atas kehilangan uang dalam rekeningnya” ujar Maludin.
Menurut Maludin, tanggal 20 Juni 2023 yang lewat handphonenya masi dapat dipergunakan, namun pada tanggal 21 Juni 2023 pagi hendak mau absensi melalui handphone tidak dapat dipergunakan lagi. Tanggal 22 Juni 2023, Maludin pergi ketukang servis handphone untuk diperbaiki. Oleh tukang servis dapat dihidupkan kembali namun data di handphone hilang.
Tanggal 23 Juni 2023 Maludin mendatangi BRI KCP Puspitek Raya untuk mengaktifkan BRIMO agar dapat bertransaksi kembali di handphonenya. Setelah Brimo dapat aktif, betapa terkejutnya Maludin ketika melakukan pengecekan direkeningnya dana ditabungannya sudah kosong.
Maludin langsung melaporkan kepetugas BRI terkait hilangnya dana direkening miliknya. Dari data yang diprint oleh petugas BRI, pada tanggal 20 Juni 2023 mulai jam 23.23 sampai dengan 23.33 terjadi transaksi 11 kali. Transaksi itu berupa trasper kebeberapa nomor rekening atas nama orang berbeda.
Maludin juga menyoroti lemahnya keamanan Bank BRI untuk melindungi rekening nasabah, dan pembobolan rekeningnya tersebut bukan bertransaksi melalui handphonenya.
Atas kejadian itu, Maludin Sitanggang langsung membuat laporan pada tgl 23 Juni 2023 Jam. 13.30 ke Polres Tangerang Selatan sesuai nomor laporan No.TBL/B/1256/VI/2023/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN POLDA METRO JAYA “ Pencurian dan atau Mengakses Elektronik Tanpa Izin (Pasal 362 KUHP dan atau Pasal 30 jo Pasal 46 UU RI No.19 Tahun 2016).
Andar Situmorang, SH. MH Direktur Eksekutif Goverment Againts Coruption & Dicrimination (GACD) mengingatkan Polisi untuk lebih serius untuk mengungkap pelaku pembobolan rekening nasabah melalui pesan WhatsApp dengan membuka undangan atau paket kepada seseorang.
“ Sebenarnya Polisi tidak sulit untuk mengungkap pelaku pembobol rekenig tersebut, jika ada kemauan Polisi mengungkap komplotan pembobol bank terbut. Kemana ditrasper dana tersebut sudah jelas nomor rekening dan alamatnya, tinggal bagai mana kemauan Polisi saja “ ungkap Andar Situmorang jebolan Akpol 1984, Jumat (21/7/2023).
Menurutnya, kerugian nasabah sudah ratusan miliar akibat pembobolan via WhatsApp pdf undangan dan paket. Bank juga seharusnya ikut bertanggung jawab terhadap kehilangan uang ditabungan yang bukan diambil nasabah itu sendiri. Banyak nasabah yang kurang mengerti terkait informasi yang dikirim melalui handphonnya, sehingga membuka kiriman pdf tersebut membuat handphonnya tidak bisa diakses lagi.
Sebesar nama Bank BRI seharusnya sudah dapat menangkal bentuk kejahatan IT yang dapat merugikan nasabah dari pembobolan rekening. Jika pihak BRI berkelit menyalahkan nasabah, tentu nasabah akan takut untuk menabung di Bank tersebut, tambah Andar.
M Rafiq, Pimpinan KCP BRI Puspiptek Raya ketika diminta konfirmasinya terkait hilangnya dana nasabah diunit kerjanya menyampaikan, BRI KCP Puspitek Raya telah melakukan investigasi atas pengaduan Maludin Sitanggang, dan BRI sangat menyesalkan kejadian tersebut, dimana yang bersangkutan merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering.
Kejadian tersebut akibat bocornya data transaksi perbankan ( Kode OTP) yang bersifat pribadi dan rahasia dicatatan handphonnya, ketika handphonnya dikuasai oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, transaksi di internet banking dapat berjalan dengan sukses.
BRI berempati atas hal tersebut, namun demikian bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan.
BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi, serta dihimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI, termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP ) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kami juga menghimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun.
BRI selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP.
BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui laman/akun, tutup M Rafig saat dimintai konfirmasinya diruangannya BRI KCP Puspitek Raya, Kamis ( 20/7/2023). (A1)