Scroll untuk baca artikel
AdvertorialNasional

Geopark Kaldera Toba Didesak Lakukan Perbaikan Setelah Lampu Kuning Dari UNESCO

303
×

Geopark Kaldera Toba Didesak Lakukan Perbaikan Setelah Lampu Kuning Dari UNESCO

Sebarkan artikel ini
Pemandangan Danau Toba, salah satu Geopark Kaldera Toba.

MEDAN, JAPOS.CO – Dengan adanya peringatan lampu kuning dari UNESCO terkait pengelolahan Goepark Kaldera Toba, penggiat danau Toba dengan cepat audensi dengan Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting (25/10/2023).

Hadir dalam audensi tersibut, pengiat lingkunagn hidup, Wilmar Simajorang, ahli perencanaan Budi Sinulingga, penggiat parwisata, Ombang Siboro, ahli Geologi, Johanthan Tarigan dan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Pemrov Sumut, Zumri Sulthony.

Dari hasil audensi tersebut selanjutnya akan diteruskan kepada Pejabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin untuk mencari solusi terkait adanya peringatan dari UNESCO dalam pengelolahan Geopark Kaldera Toba.

“ Tentu hasil audensi ini akan saya teruskan kepada Pejabat Gubernur Sumatera Utara, Hasanuddin untuk mencari solusi dalam pengolahan Geopark Kaldera Toba mengingat sudah diberikan kartu kuning oleh UNESCO “ ujar Baskami

Perlu diketahui bahwa Geopark Kaldera Toba diterima menjadi anggota Unesco GlogaL Geopark (UGGp) melalui sidang Ke- 209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris Perancis 7 Juli 2020 yang lalu.

Keanggoataan mendorong pembangunan berbasis tiga pilar, yakni pemberdayaan masyarakat lokal, edukasi dan konservasi. Sementara UGGp terdiri dari tiga unsur, yakni geologi, keanekaragaman hayati, dan  kebudayaan.

Setelah tim asesor melakukan validasi ulang, UNESCO memberikan peringatan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba pada tanggal 23 September 2023 yang lalu. Kartu kuning membatasi periode pembaharuan dua tahun dari seharusnya empat tahun. Anggota UGGp yang mendapat kartu kuning juga harus melaksanakan rekomendasi Dewan Eksekutif UNESCO. Jika tidak, tentu keonggotaannya terancam dicabut.

Pembangunan bebasis UNESCO Global Geopark dapat menjadikan Danau Toba sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia, khususnya Geologi, ujar Wilmar Simanjorang.

Keajaibannya menjadi daya tarik sangat besar bagi ilmu pengetahuan. Kaldera Toba tercipta dari letusan supervulkanik gunung api Toba purba 7400 tahun lalu. Letusan terdasyat di bumi dalam 2,5 juta tahun terakhir itu mengubah kehidupan.

“ Geopark Kaldera Toba dapat menjadikan Danau Toba sebagai pusat ilmu pengetahuan, penelitian, dan konservasi geologi. Ekonomi masyarakat lokal  akan berkembang. Kemajuan pariwisata hanya bonus dalam pembangunan ini, “ tutup Wilmar yang juga Koordinator bidang Edukasi, Penelitian dan Pembagunan Badan Pengelolah Toba Caldera UNESCO Global Geopark  (BP TCUGGp).

BP UGGp hampir tidak mempunyai program sama sekali sejak tahun 2020. Jumlah badan pengurus pengelolah sangat gemuk mencapai 86 orang. Pada hal anggaranya sangat minim. “ Untuk tahun 2024 anggaran untuk kegiatannya sama sekali tidak ada, hanya ada anggaran honor pengurus” ujar Budi Sinulingga.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.48 Tahun 2020 tentang BP TCUGGp perlu direvisi untuk membentuk organisasi yang ramping dan kuat. Selam ini, ketua umum badan pengelolah dijabat secara otomatis (ex officio) oleh Kepala Disbudpar Sumut. Budi mendorong agar ketua umum berasal dari kalangan profesional.

Badan pengelolah yang selama ini berada dibawah Disbutpar Sumut juga diminta dibuat untuk independen atau langsung dibawah Gubernur. “ Anggrannya juga sebaiknya dibuat dengan sistim hibah sehingga perencanaan leluasa, tidak tersandra oleh birokrasi “ ujar Budi.

Sementara Ombang Siboro, Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia ( ASPPI) Samosir mengatakan, prinsip pembangunan yang paling didorong UNESCO adalam peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Potensi pengembangannya sangat besar mengingat ada 16 geosite di Kaldera Toba yang semua berada ditengah masyarakat lokal.

Wisata Batu Hoda disekitar Danau Toba

Salah satu yang sudah berhasil mengembangkan ekonomi masyarakat lokal adalah Giosite Batu Hoda. Destinasi di ujung Utara Pulau Samosir itu juga memamfaatkan kekayaan Geologi Kaldera Toba. Hamparan bebatuan disana glamping stone, batuan vulkanis yang sebelumnya terendam 500 meter di kedalam Danau Toba.

Batu dan pasir putih terangkat dari dasar danau bersama Pulau Samosir pada masa 40.000 -37.000 tahun lalu. Narasi keajaiban geologi itu menjadi daya tarik sangat besar di Pantai Batu Hoda. “ Dengan memuliakan bumi, masyarakat lokal sekitar Batu Hoda mendapat keuntungan ekonomi yang cukup besar,”  katanya

Desnitasi itu sudah dikunjungi lebih dari 118.000 orang. Masyarakt lokal terlibat langsung menjual makanan, meyewakan pelampung, kapal wisata dan sebagai pekerja. Hampr 50 orang merasakan langsung keuntungan ekonomi dari Batu Hoda, ujar Ombang.

Kepala Dispudpar Sumut dan Ketua Umum (ex officio) BP TCUGGp, Zumri Sulthony mengatakan, pasca peringatan kartu kuning dari UNESCO, mereka melaksanakan rapat intensif untuk perbaikan Geopark Kaldera Toba secara meyeluruh. “ November ini kami targetkan reorganisasi akan selesai. Kami akan membuat organisasi yang lebih ramping, independen, dan diisi orang yang profesional “ katanya.

Zumri mengatakan, perbaikan tata kelola Geopark Kaldera Toba tidak hanya menjawab peringatan kartu kuning UNESCO, tetapi juga memperbaikin secara menyeluruh. Mereka juga akan memperkuat anggaran badan pengelolah, tidak melekat lagi di Disbudpar Sumut. Ini juga membuat lembaga itu lebih leluasa menerima bantuan dari sumber lain seperti dana tanggung jawab  sosial perusahaan (CSR). ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *