PESISIR SELATAN,JAYA POS – Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di Kampuang Taratak Teleng, Puluik Puluik, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menggunakan Dana Desa Tahun 2023 mendapat sorotan tajam. Proyek ini diduga kuat tidak sesuai perencanaan awal dan diwarnai ketidakpuasan masyarakat pemanfaat.
Laporan dari beberapa pemanfaat mengisyratkan bahwa pembangunan terkesan tanpa melibatkan pihak yang berkepentingan, sehingga menimbulkan polemik serius dalam perjalanan pembangunan. Keselurahannya ada 10 KK di lokasi pembangunan tersebut, 4 KK yang sangat dirugikan, ungkapnya narasumber kepada awak media baru ini.
Masyarakat menyoroti pelaksanaan pembangunan yang disinyalir menggunakan alat berat, seperti eskavator, tanpa proses musyawarah yang memadai. Dampaknya mencakup penutupan saluran irigasi dan jalan utama, mengakibatkan sulitnya akses dan kesulitan bagi para pemanfaat menuju rumah mereka.
Teguran masyarakat terhadap kenaikan tinggi jalan tidak diindahkan, bahkan mencapai titik sulitnya akses. Meskipun telah ada mediasi antara wali nagari dan masyarakat, kesepakatan untuk membangun akses jalan baru dan memulihkan jaringan irigasi tampaknya hanya sebatas janji belaka.
Kepemimpinan wali nagari di Puluik Puluik Firdaus tampak enggan memberikan klarifikasi terkait kontroversi ini. Setelah dihubungi oleh media harian Jaya Pos, respons yang datar dan keengganan untuk menjawab pertanyaan media menambah kompleksitas isu ini.
Polemik seputar pembangunan JUT Guguak ini menimbulkan pertanyaan serius terkait transparansi, partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas dalam proyek pembangunan desa. Masyarakat berharap adanya tanggapan tegas dan solusi yang memadai dari pihak terkait untuk mengatasi ketidakpuasan yang berkembang.
Sementara itu, setelah diterbitkan berita tersebut yang berjudul Pembangunan JUT Guguak Teratak Teleng Memuai Kontroversi, pada hari Rabu 03 Januari 2024.
Setelah itu, wali nagari Puluik Puluik Firdaus (Sidul) langsung saja menelpon kepada awak media harian Jaya Pos, ia mengatakan, awalnya bertanya, apa itu kontroversi, dan pada berita ini saya tidak menjawab, pada hal saya sudah katakan, bahwa saya ada keperluan lain, kilahnya.
Selain itu, wali nagari Puluik-puluik Firdaus alias Si Dul mewarnai hak jawabnya menerangkan bahwa, apapun bentuk laporan itu, telah kita klarifikasi, dan telah kita berikan jalan untuk pemanfaatan.
Adapun eskavator kita pakai itu, permintaan pada pemilik tanah, dan mereka yang bayar, katanya. Lagi pula pengerjaan kita sampai sekarang belum selesai, baru saja hingga sekarang baru mencapai 75%, dan penggunaan anggaran sudah melebihi dari nilai yang ada, kelebihan penggunaan anggaran tersebut, itu sudah memakai dana pribadi saya, paparnya menjelaskan, sampai berita ini berkelanjutan. (BsC)