SOLOK SELATAN, JAYA POS – Kawasan wisata unggulan Seribu Rumah Gadang (SRG) kembali tercoreng. Sejumlah fasilitas umum di area Taman Menara Songket dan gedung-gedung souvenir tampak porak poranda akibat aksi vandalisme yang diduga dilakukan oleh sekelompok preman tak dikenal, Kamis (17/7/2025).
Lampu-lampu taman yang semula menjadi elemen estetika malam hari kini hanya tersisa tiang patah setinggi 60 cm, dengan kabel-kabel terkelupas dan terputus. Tak hanya itu, pintu-pintu gedung souvenir tampak terbuka lebar tanpa pengamanan, sementara batu hiasan dan interior di dalamnya berserakan. Kejadian ini sontak membuat pengunjung dan warga setempat geleng-geleng kepala, menyayangkan kerusakan di kawasan wisata adat kebanggaan Kabupaten Solok Selatan.
Peristiwa ini pertama kali diketahui melalui sebuah video amatir yang diunggah warga pada Rabu malam. Wartawan Jaya Pos yang langsung turun ke lokasi pada Kamis siang membenarkan kerusakan serius pada fasilitas taman dan bangunan di area SRG, khususnya di Desa Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi oleh Jaya Pos melalui sambungan telepon pada pukul 19.29 WIB, Camat Sungai Pagu, Ibrahim, SH, memberikan respons yang dinilai kurang serius. “Nih saya lagi di jalan. Besok saya sampaikan ke Kapolsek,” ujar Ibrahim singkat, seolah-olah menganggap remeh laporan kerusakan fasilitas bernilai miliaran rupiah tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok Selatan, Femil, yang ditemui secara terpisah, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kawasan wisata. “Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bersama seluruh unsur masyarakat sekitar harus bersinergi. Jangan hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak harus turut menjaga,” tegas Femil.
Sementara itu, tokoh sentral pemekaran Kabupaten Solok Selatan, Irwandi SB, dengan nada keras menegur Pemkab atas kelalaian menjaga aset wisata daerah. “Kawasan SRG ini pernah dinobatkan sebagai Kampung Adat Terpopuler di Dunia. Sudah seharusnya dijaga dan dilestarikan secara serius. Pemerintah harus hadir, bentuk regulasi yang jelas, dirikan pos penjagaan, dan siagakan petugas secara bergantian siang dan malam,” ujar Irwandi SB penuh keprihatinan.
Irwandi juga menyesalkan, kawasan yang dibangun dengan anggaran ratusan miliar rupiah saat kepemimpinan sebelumnya kini tampak tak terurus dan dibiarkan rusak tanpa tindakan nyata dari pemerintah setempat. (EA)












