JAKARTA, JAYA POS – Dalam semangat mempererat tali persaudaraan dan melestarikan warisan budaya Nusantara, Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) menggelar peringatan Hari Ulos dengan tema “Ulos Menyatukan Bangsa”, yang diselenggarakan meriah di Anjungan Sumatera Utara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu, 19 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperjuangkan pengakuan Hari Ulos secara nasional, yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 17 Oktober. FBBI menegaskan bahwa ulos bukan sekadar kain tradisional, melainkan simbol persatuan dan jati diri masyarakat Batak serta kekayaan budaya Indonesia.
Parade Ulos Sepanjang 1000 Meter Menjadi Magnet Utama
Acara diawali dengan parade spektakuler ulos sepanjang 1000 meter, yang dimulai dari Plaza KORI hingga ke Anjungan Sumatera Utara. Ratusan peserta dari berbagai komunitas Batak dan lintas generasi turut serta dalam parade tersebut, memegang erat ulos sebagai bentuk kebanggaan dan simbol pemersatu.
Menariknya, banyak pengunjung yang sedang berada di Plaza KORI turut spontan bergabung dalam parade tersebut, menunjukkan antusiasme dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya lokal. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa budaya tradisional masih sangat relevan dan mampu menyatukan berbagai lapisan masyarakat.
Ketua Panitia Hari Ulos 2025, Anastasia Sianturi, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap seluruh tim yang telah bekerja keras dalam waktu persiapan yang singkat, hanya satu bulan.
“Kita bersyukur kepada Tuhan karena acara berjalan lancar dan sesuai harapan. Ini semua berkat kerja keras tim pelaksana yang solid dan penuh semangat, meskipun persiapan hanya dilakukan dalam waktu satu bulan,” ujar Anastasia penuh rasa syukur.

Selain parade ulos, acara dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni dan budaya, termasuk tortor medley — gabungan dari berbagai jenis tarian tradisional Batak dari puak yang berbeda, ditampilkan dalam format kekinian yang memikat.
Acara juga mencakup:
- Lomba fashion show bertema ulos
- Lomba tortor (tarian Batak)
- Talkshow interaktif bertema “Ulos dalam Perspektif Generasi Z”, menghadirkan tiga narasumber muda yang berinovasi dalam pengembangan desain dan makna ulos dalam konteks modern.
Talkshow ini menjadi ruang dialog antar generasi untuk memastikan warisan budaya seperti ulos tetap hidup dan berdaya guna dalam kehidupan masa kini.
FBBI Desak Pemerintah Tetapkan 17 Oktober Sebagai Hari Ulos Nasional
Ketua Umum FBBI, Feber Manalu, dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga atas suksesnya acara, seraya menegaskan kembali harapan besar agar pemerintah Indonesia segera menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional.
“Sudah sepuluh tahun Hari Ulos diperingati oleh masyarakat Batak di berbagai daerah setiap tanggal 17 Oktober, namun hingga kini belum juga tercatat secara resmi dalam kalender nasional. Melalui parade ulos sepanjang 1000 meter ini, kami berharap Pemerintah—khususnya Menteri Kebudayaan, Bapak Fadli Zon—memberikan perhatian khusus dan menetapkan secara resmi Hari Ulos sebagai hari nasional,” tegas Feber.
Kritik terhadap Pemerintah Daerah dan Pengelola Anjungan Sumut
Dalam kesempatan itu, Feber juga menyampaikan kritik terhadap minimnya keterlibatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, khususnya para kepala daerah di kawasan Danau Toba, yang menurutnya tidak menunjukkan dukungan nyata terhadap peringatan Hari Ulos.
Ia juga menyoroti sikap Kepala Badan Penghubung Provinsi Sumatera Utara (Bapenghub Provsu), Ichsanul Arifin Siregar, yang semula mempasilitasi acara tersebut, namun dihari H membatalkan semua dukungan yang telah dijanjikan.

Acara semakin meriah dengan penampilan musisi-musisi Batak dari Ibu Kota yang membawakan lagu-lagu khas Batak yang menggugah rasa rindu akan kampung halaman. Para hadirin larut dalam suasana penuh kekeluargaan, menari bersama dalam semangat kebersamaan dan cinta budaya.
Sebagai penutup, seluruh peserta dan tamu undangan bersama-sama menyanyikan lagu legendaris “O Tano Batak”, sebuah lagu yang menggambarkan kerinduan terhadap tanah kelahiran dan kecintaan terhadap budaya Batak.
Peringatan Hari Ulos tahun ini tidak hanya menjadi ajang budaya, tetapi juga menjadi seruan moral dan budaya untuk mengangkat derajat warisan leluhur ke panggung nasional. Melalui kegiatan ini, FBBI berharap pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia semakin menghargai kekayaan budaya Nusantara, dan Ulos benar-benar menjadi simbol yang menyatukan bangsa.
Wartawan | Toni Limbong
Editor | Redaksi JAYA POS