Scroll untuk baca artikel
NusantaraTNI & Polri

Terkait Penutupan Tempat Ibadah Saat PSBB, Polri Berharap Masyarakat Paham Akan Tujuan Pemerintah

97
×

Terkait Penutupan Tempat Ibadah Saat PSBB, Polri Berharap Masyarakat Paham Akan Tujuan Pemerintah

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR, JAYA POS – Jumlah kasus terinfeksi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan. Sebagian sembuh, sebagian lagi menjalani perawatan, dan sebagian lain meninggal dunia. Bahkan, sangat mungkin sebagian orang yang terinfeksi belum masuk data laporan Kementerian Kesehatan RI karena sejumlah keterbatasan, juga karena perilaku masyarakat salah satunya karena belum disiplinnya masyarakat menerapkan jaga jarak.

Beberapa daerah  mengambil kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) termasuk di Kota Makassar yang salah satu imbauannya adalah menutup tempat ibadah. namun demikian, rupanya sebagian orang ada yang masih salah dalam memahami keputusan tersebut.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo menyampaikan bahwa masyarakat  seharusnya memahami bahwa penutupan tempat ibadah yang  dimaksud, jangan di salah artikan terkait pelarangan ibadah tersebut namun hal ini merupakan upaya pemerintah untuk menyelamatkan umat dan jamaah dari penyebaran Covid 19 untuk menghindari berkumpulnya orang dengan menutup sementara tempat ibadah.ucapnya kepada Japos.co melalui pesan WhatsAAP  (25/04/20)

Lebih lanjut Kabid Hurnas kemudian menjelaskan penyebaran Covid 19 di mesjid menjadi sangat mudah karena bisa terjadi pada alas tempat sholat dimana terpercik drop plet dan bekas tersebut di sentuh lagi dan kena ke wajah oleh orang yg sehat.

“Jadi saya harap masyarakat memahami  bahwa ibadah dengan sholat berjamaah tidak dilarang namun sholat berjamaah akan memudahkan terjangkitnya covid 19,” harap Kabid Humas.

Kabid Humas juga menambahkan penjelasannya bahwa Sebagian orang di masjid mungkin terlihat tetap sehat-sehat saja, namun saat terkena virus bawaan Anda. Boleh jadi kebetulan karena stamina tubuh mereka lagi baik. Virusnya tidak mempengaruhi kondisinya karena daya tahan tubuhnya baik, namun tetap sebagai pembawa virus covid

“Tapi, bagaimana dengan jamaah yang kebetulan daya tahan tubuhnya sedang rendah? Mungkin karena dia lagi kecapean, mungkin dia sedang lelah, mungkin stress, kurang istirahat, kurang tidur, kurang minum dan lainnya, Maka fisiknya tidak bisa bertahan saat ketemu dengan virus bawaan dari orang lain yang terjadi tanpa sadar. Demikan juga kepada orang yang sudah kena dan juga tidak sadar kalau sudah jadi pembawa virus jahat buat orang lain,” jelas Kombes Pol Ibrahim Tompo (Kim).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *