Scroll untuk baca artikel
NusantaraPendidikan

Jelang Lebaran, Harga Ayam Potong Di Ketapang Diprediksi Melonjak

151
×

Jelang Lebaran, Harga Ayam Potong Di Ketapang Diprediksi Melonjak

Sebarkan artikel ini

KETAPANG, JAYAPOS – Ketua Asosiasi Pedagang Ayam Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Maniri mengungkapkan,  ayam potong  menjelang lebaran Idul Fitri diprediksi akan melonjak atau naik harganya hingga Rp. 50 ribu/kg. Kenaikan tersebut  diakibatkan, selain permintaan nantinya meningkat, dikarenakan juga stok bibit ayam sedang kosong.

Meskipun demikian dikatakan, harga ayam potong di Ketapang saat  ini mengalami sedikit penurunan.

Untuk ayam cincang (setelah dipotong tanpa kaki) Rp. 33 ribu/kg di mana sebelumnya Rp. 35 ribu/kg. Untuk ayam tanpa bulu (setelah dipotong utuh satu ekor) Rp. 23 ribu/kg, sebelumnya Rp.35 ribu/kg. Sedangkan harga ayam masih hidup Rp. 20 ribu/kg, dimana sebelumnnya Rp 22 ribu/ekor. “Selain lock down, penurunan harga juga diakibatkan sejak bisnis rumah makan hanya diperbolehkan melayani nasi bungkus,” ujarnya.

Kekosongan bibit ayam mulai dirasakan para pedagang sejak 40 (empat puluh)  hari sebelum bulan ramadhan tiba. Kemudian kesulitan mencari bibit ayam semakin terasa setelah wabah Covid-19  melanda daerah ini.

“Biasanya bibit ayam didatangkan dari Pontianak atau Pangkalanbun, dengan rata-rata  600 s/d 800 box per minggu, @ 100 ekor per/box. Namun sekarang stok kosong  dan bibit ayam terasa hilang dari peredaran,” kata Maniri, Selasa (5/5).

Menurutnya, seharusnya Ketapang bisa saja tidak megalami kekurangan stok dan harga ayam tetap stabil,  apabila ada kebijakan untuk mendatangkan bibit dari pulau  jawa atau tidak tergantung dengan Pontianak dan Pangkalanbun.  Namun itu tidak dilakukan, karena terkait aturan main yang ada.

Ijin dagang bibit ayam merupakan wewenang dan diatur pemerintah Provinsi, melalui Dinas Peternakan Provinsi Kalbar. Maka dari itu, ke depannya, wewenang tersebut dapat diambi alih oleh Kabupaten/Kota. Selain mempermudah sektor pelayanan dan pengawasan,   pihak asosiasi yang ada di daerah akan  mudah untuk berkoordinasi.

“Dilain sisi saya juga berharap, pemerintah dapat melakukan pengawasan setiap bibit ayam yang datang di Ketapang. Bibit yang datang harus berkualitas grat A, tidak sebatas  grat B dan C,” tutupnya.(TM/Har)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *